Judul : Sambutan Luar Biasa Dunia International Di GP Australia Kepada Rio Hariyanto. Kita???
link : Sambutan Luar Biasa Dunia International Di GP Australia Kepada Rio Hariyanto. Kita???
Sambutan Luar Biasa Dunia International Di GP Australia Kepada Rio Hariyanto. Kita???
Siapa saja boleh tidak setuju. Bahkan tidak suka. Siapa saja boleh berkomentar buruk. Siapa saja boleh teriak-teriak, baik secara jantan maupun sambil menyembunyikan batang hidung via media sosial.
Rio Haryanto, di usia 23 tahun, telah menjadi pembalap Indonesia pertama yang membalap di ajang paling bergengsi, Formula 1. Satu-satunya dari Asia, dari 22 orang istimewa yang berhak balapan di arena itu tahun ini.Grand Prix Australia di Sirkuit Albert Park, Melbourne, Minggu kemarin (20/3) merupakan kanvas tempat sejarah itu tertulis.
Rio membubuhkan tanda tangannya di papan selamat datang yang disiapkan untuk diteken oleh seluruh pembalap dan bos tim.Rio juga meninggalkan jejak ban mobil Manor-Mercedes-nya di atas permukaan lintasan.
Di kanvas yang sama dengan para superstar dunia seperti Damon Hill, Jacques Villeneuve, Michael Schumacher, Lewis Hamilton, Sebastian Vettel, Jenson Button, Kimi Raikkonen, dan nama-nama superkondang lain.Walau mengalami kerusakan mobil dan gagal finis di Australia, sampai kapan pun fakta ini tidak akan berubah.
Rio Haryanto adalah yang pertama bagi Indonesia di F1!Ironisnya, di Indonesia tetap tidak banyak orang yang paham betapa besarnya capaian Rio Haryanto ini. Betapa besarnya panggung F1. Betapa besarnya perhatian yang kemudian muncul untuk Indonesia.Sebab, memang tidak banyak orang bisa datang langsung ke arena F1.
Tidak banyak orang mendapatkan informasi atau membaca informasi yang jelas tentang apa itu F1 dan bagaimana F1 beroperasi.Dan yang paling ironis, begitu banyaknya ”pengamat” dan ”komentator” F1 baru muncul dari Indonesia begitu nama Rio Haryanto muncul sebagai peserta musim 2016.
”Pengamat” dan ”komentator” yang sebelumnya mungkin belum pernah menonton F1, tidak mengerti soal balapan, serta hanya bermodal jari dan ponsel.***
Untuk menyadari betapa besarnya F1 dan perhatian yang ditujukan kepada F1, memang harus mengikuti kesibukan Rio sehari-hari di sirkuit saat lomba berlangsung.Sebagai seorang rookie (pendatang baru) dari negara yang belum pernah punya pembalap F1 dan tidak punya tradisi motorsport yang besar, Rio sudah mendapatkan porsi sorotan yang cukup besar.
Dia menjadi bagian dari official press conference resmi FIA –federasi balap mobil dunia– bersama Lewis Hamilton, Sebastian Vettel, dan Daniel Ricciardo.
James Allen, jurnalis kondang F1 asal Inggris yang jadi moderator, menegaskan kepada ratusan wakil media resmi yang hadir di Albert Park bahwa Rio adalah rookie dengan background kuat, pemenang lomba di ajang GP3 dan GP2.Walau timnya merupakan tim kecil (Manor mungkin tim terkecil di F1 saat ini), Rio tetap diburu penggemar saat tiba di sirkuit setiap hari.
Grand Prix Australia memang ramah untuk fans. Di jalan menuju paddock (kawasan eksklusif sirkuit), disiapkan Melbourne Walk. Semua pembalap dan anggota tim harus berjalan (atau berlari) lewat situ sebelum bisa masuk ke paddock.
Di balik pagar, ribuan penggemar sudah tabah menanti, menyiapkan berbagai foto, poster, dan merchandise lain untuk ditandatangani. Juga menyiapkan kamera/smartphone untuk ber-wefie ria dengan idolanya.Para pembalap papan atas tentu diteriaki dan diburu.
Beberapa pembalap dengan tabah melayani permintaan selama dan sebanyak mungkin. Beberapa lainnya benar-benar berupaya meloloskan diri dari Melbourne Walk, seperti Kimi Raikkonen (Ferrari) yang berlari, bahkan sprint, untuk secepatnya masuk paddock. Rio?
Sabtu pagi lalu (19/3), ketika MC mengumumkan kedatangannya (”Selamat datang, Rio Haryanto, pembalap F1 pertama dari Indonesia!!!!”), para fans pun mulai berteriak-teriak untuk mendapatkan perhatian dan tanda tangan Rio.
Mungkin pembalap paling sopan di F1 saat ini, Rio dengan senyum-senyum malu melayani sebanyak mungkin permintaan. Ingat, bukan hanya fans dari Indonesia atau Asia, tapi juga dari berbagai penjuru dunia.
”Terima kasih! Terima kasih, Rio!” teriak seseorang di tengah kerumunan penggemar itu. Bukan, itu bukan teriakan orang Indonesia. Karena logatnya logat bule!Sebelum Rio melangkah ke paddock, penonton dari sisi lain jalan (bukan resmi Melbourne Walk) meneriakinya supaya mau mampir dan berfoto atau memberikan tanda tangan.
Rio menoleh dulu ke manajernya, Piers Hunnisett, meminta persetujuan. Hunnisett memberikan sinyal oke dengan mengangguk dan Rio pun melayani permintaan para fans F1 tersebut.
Sabtu sore itu, sebelum babak kualifikasi, Rio juga sempat diminta penyelenggara untuk jumpa fans di panggung besar di kawasan penonton.Penonton benar-benar membeludak di sana. Yang membuat momen itu terasa istimewa, Rio duduk bersebelahan dengan pembalap favoritnya, Kimi Raikkonen.
Duduk pula di panggung Sebastian Vettel dan Jenson Button.Dalam acara itu, MC melakukan tanya jawab dan mengajak pembalap untuk bermain-main. Juga menerima pertanyaan dari penonton yang berjubel di depan panggung.Saat muncul pertanyaan soal hobi, beberapa pembalap menjawab menyanyi, walau saat sendirian. Itu mengundang MC untuk berceletuk bahwa F1 harus membuat boyband bernama ”Wrong Direction”.
Hobi Rio? ”I love cooking,” jawabnya.
Tentu saja, ada banyak penonton yang datang dari Indonesia. Atau warga Indonesia yang menetap di Australia. Salah satunya Suhartono, asal Bekasi tapi banyak tinggal di Sydney.
Menurut Suhartono, dalam sepekan terakhir, televisi di Australia banyak menayangkan program tentang Rio. Siaran televisi itulah –plus ramainya pemberitaan lain– yang menggugah perasaannya untuk terbang ke Melbourne, menjadi saksi langsung sejarah.Suhartono menyampaikan apresiasinya terhadap Pertamina yang mau mensponsori Manor supaya Rio bisa tampil di F1.
”Sekarang orang-orang di sini banyak yang sering tanya soal Rio. Bagaimana dia bisa masuk F1,” ungkapnya. ”Sekarang yang dibahas cuma Rio, Mas,” ucap dia, lantas tertawa.***
Perhatian media internasional terhadap Rio memang besar. Walau sempat agak bikin deg-degan karena Rio sempat terlibat insiden dengan Romain Grosjean (Haas-Ferrari) saat sesi latihan terakhir Sabtu siang (19/3).
Pada dasarnya, Rio mendapatkan respek dari kalangan media internasional. Harus ditegaskan terus-menerus, Rio masuk F1 dengan resume layak, pemenang lomba di ajang-ajang sebelumnya. Lebih layak daripada banyak pembalap lain yang masuk F1 dalam sepuluh tahun terakhir!
”Selamat, Indonesia punya pembalap F1. Dan dia pembalap F1 yang sesungguhnya,” kata Tetsuo Tsugawa, wartawan senior Jepang yang sudah lebih dari 40 tahun meliput F1 secara full time.Tsugawa mengaku mengikuti karir Rio sejak di ajang junior.
Punya banyak kenalan mekanik/engineer yang pernah bekerja bersama Rio. ”Mereka semua bilang, Rio itu quick driver. Hanya, mungkin kurang jam terbang sehingga masih butuh lebih konsisten. Tapi, pada dasarnya, pembalap Asia punya masalah yang sama, kurang pengalaman,” paparnya.
Tsugawa menambahkan, Rio punya nilai tambah lain: Tampangnya ”menjual”. Dan itu juga akan berdampak di Jepang. ”Dia akan punya banyak penggemar di Jepang. Karena dia good-looking,” ujarnya, lantas tersenyum.
Tidak banyak jurnalis Indonesia yang terakreditasi resmi di Melbourne. Hanya tiga dari Jawa Pos plus Arief Kurniawan dari Bola. Tak heran, segelintir wakil media Indonesia itu pun dibombardir pertanyaan dari rekan-rekan media lain dari berbagai negara.
Pertanyaan macam-macam. Misalnya: Keluarga Rio itu seperti apa, apakah keluarga pembalap juga? Untuk menjawab lebih baik, mereka diperkenalkan langsung kepada Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati, orang tua Rio yang selalu stand by serta terlihat deg-degan di kawasan hospitality Manor.Ada pula wartawan Jepang yang bertanya, apakah Rio pembalap muslim pertama di F1.
Kalau ditanya begitu, tentu harus benar-benar mengecek sejarah F1, yang dimulai lebih dari enam dekade lalu.Dan F1, seperti kebanyakan dunia modern, tidak meminta pesertanya menuliskan agama di data pribadi!Pembalap muslim di sekitar F1 memang pernah ada, seperti Fairuz Fauzy dari Malaysia, yang sempat menjadi test driver Spyker F1 dan Lotus Racing (Caterham).
Tapi, yang resmi ikut berlomba, Rio mungkin benar-benar yang pertama! (*)
sumur
jpnn.com
Pict
sumut.pojoksatu.id
kitabisa.com
Bola.com
Tribunnews.com
Rio Haryanto, di usia 23 tahun, telah menjadi pembalap Indonesia pertama yang membalap di ajang paling bergengsi, Formula 1. Satu-satunya dari Asia, dari 22 orang istimewa yang berhak balapan di arena itu tahun ini.Grand Prix Australia di Sirkuit Albert Park, Melbourne, Minggu kemarin (20/3) merupakan kanvas tempat sejarah itu tertulis.
Rio membubuhkan tanda tangannya di papan selamat datang yang disiapkan untuk diteken oleh seluruh pembalap dan bos tim.Rio juga meninggalkan jejak ban mobil Manor-Mercedes-nya di atas permukaan lintasan.
Di kanvas yang sama dengan para superstar dunia seperti Damon Hill, Jacques Villeneuve, Michael Schumacher, Lewis Hamilton, Sebastian Vettel, Jenson Button, Kimi Raikkonen, dan nama-nama superkondang lain.Walau mengalami kerusakan mobil dan gagal finis di Australia, sampai kapan pun fakta ini tidak akan berubah.
Rio Haryanto adalah yang pertama bagi Indonesia di F1!Ironisnya, di Indonesia tetap tidak banyak orang yang paham betapa besarnya capaian Rio Haryanto ini. Betapa besarnya panggung F1. Betapa besarnya perhatian yang kemudian muncul untuk Indonesia.Sebab, memang tidak banyak orang bisa datang langsung ke arena F1.
Tidak banyak orang mendapatkan informasi atau membaca informasi yang jelas tentang apa itu F1 dan bagaimana F1 beroperasi.Dan yang paling ironis, begitu banyaknya ”pengamat” dan ”komentator” F1 baru muncul dari Indonesia begitu nama Rio Haryanto muncul sebagai peserta musim 2016.
”Pengamat” dan ”komentator” yang sebelumnya mungkin belum pernah menonton F1, tidak mengerti soal balapan, serta hanya bermodal jari dan ponsel.***
Untuk menyadari betapa besarnya F1 dan perhatian yang ditujukan kepada F1, memang harus mengikuti kesibukan Rio sehari-hari di sirkuit saat lomba berlangsung.Sebagai seorang rookie (pendatang baru) dari negara yang belum pernah punya pembalap F1 dan tidak punya tradisi motorsport yang besar, Rio sudah mendapatkan porsi sorotan yang cukup besar.
Dia menjadi bagian dari official press conference resmi FIA –federasi balap mobil dunia– bersama Lewis Hamilton, Sebastian Vettel, dan Daniel Ricciardo.
James Allen, jurnalis kondang F1 asal Inggris yang jadi moderator, menegaskan kepada ratusan wakil media resmi yang hadir di Albert Park bahwa Rio adalah rookie dengan background kuat, pemenang lomba di ajang GP3 dan GP2.Walau timnya merupakan tim kecil (Manor mungkin tim terkecil di F1 saat ini), Rio tetap diburu penggemar saat tiba di sirkuit setiap hari.
Grand Prix Australia memang ramah untuk fans. Di jalan menuju paddock (kawasan eksklusif sirkuit), disiapkan Melbourne Walk. Semua pembalap dan anggota tim harus berjalan (atau berlari) lewat situ sebelum bisa masuk ke paddock.
Di balik pagar, ribuan penggemar sudah tabah menanti, menyiapkan berbagai foto, poster, dan merchandise lain untuk ditandatangani. Juga menyiapkan kamera/smartphone untuk ber-wefie ria dengan idolanya.Para pembalap papan atas tentu diteriaki dan diburu.
Beberapa pembalap dengan tabah melayani permintaan selama dan sebanyak mungkin. Beberapa lainnya benar-benar berupaya meloloskan diri dari Melbourne Walk, seperti Kimi Raikkonen (Ferrari) yang berlari, bahkan sprint, untuk secepatnya masuk paddock. Rio?
Sabtu pagi lalu (19/3), ketika MC mengumumkan kedatangannya (”Selamat datang, Rio Haryanto, pembalap F1 pertama dari Indonesia!!!!”), para fans pun mulai berteriak-teriak untuk mendapatkan perhatian dan tanda tangan Rio.
Mungkin pembalap paling sopan di F1 saat ini, Rio dengan senyum-senyum malu melayani sebanyak mungkin permintaan. Ingat, bukan hanya fans dari Indonesia atau Asia, tapi juga dari berbagai penjuru dunia.
”Terima kasih! Terima kasih, Rio!” teriak seseorang di tengah kerumunan penggemar itu. Bukan, itu bukan teriakan orang Indonesia. Karena logatnya logat bule!Sebelum Rio melangkah ke paddock, penonton dari sisi lain jalan (bukan resmi Melbourne Walk) meneriakinya supaya mau mampir dan berfoto atau memberikan tanda tangan.
Rio menoleh dulu ke manajernya, Piers Hunnisett, meminta persetujuan. Hunnisett memberikan sinyal oke dengan mengangguk dan Rio pun melayani permintaan para fans F1 tersebut.
Sabtu sore itu, sebelum babak kualifikasi, Rio juga sempat diminta penyelenggara untuk jumpa fans di panggung besar di kawasan penonton.Penonton benar-benar membeludak di sana. Yang membuat momen itu terasa istimewa, Rio duduk bersebelahan dengan pembalap favoritnya, Kimi Raikkonen.
Duduk pula di panggung Sebastian Vettel dan Jenson Button.Dalam acara itu, MC melakukan tanya jawab dan mengajak pembalap untuk bermain-main. Juga menerima pertanyaan dari penonton yang berjubel di depan panggung.Saat muncul pertanyaan soal hobi, beberapa pembalap menjawab menyanyi, walau saat sendirian. Itu mengundang MC untuk berceletuk bahwa F1 harus membuat boyband bernama ”Wrong Direction”.
Hobi Rio? ”I love cooking,” jawabnya.
Tentu saja, ada banyak penonton yang datang dari Indonesia. Atau warga Indonesia yang menetap di Australia. Salah satunya Suhartono, asal Bekasi tapi banyak tinggal di Sydney.
Menurut Suhartono, dalam sepekan terakhir, televisi di Australia banyak menayangkan program tentang Rio. Siaran televisi itulah –plus ramainya pemberitaan lain– yang menggugah perasaannya untuk terbang ke Melbourne, menjadi saksi langsung sejarah.Suhartono menyampaikan apresiasinya terhadap Pertamina yang mau mensponsori Manor supaya Rio bisa tampil di F1.
”Sekarang orang-orang di sini banyak yang sering tanya soal Rio. Bagaimana dia bisa masuk F1,” ungkapnya. ”Sekarang yang dibahas cuma Rio, Mas,” ucap dia, lantas tertawa.***
Perhatian media internasional terhadap Rio memang besar. Walau sempat agak bikin deg-degan karena Rio sempat terlibat insiden dengan Romain Grosjean (Haas-Ferrari) saat sesi latihan terakhir Sabtu siang (19/3).
Pada dasarnya, Rio mendapatkan respek dari kalangan media internasional. Harus ditegaskan terus-menerus, Rio masuk F1 dengan resume layak, pemenang lomba di ajang-ajang sebelumnya. Lebih layak daripada banyak pembalap lain yang masuk F1 dalam sepuluh tahun terakhir!
”Selamat, Indonesia punya pembalap F1. Dan dia pembalap F1 yang sesungguhnya,” kata Tetsuo Tsugawa, wartawan senior Jepang yang sudah lebih dari 40 tahun meliput F1 secara full time.Tsugawa mengaku mengikuti karir Rio sejak di ajang junior.
Punya banyak kenalan mekanik/engineer yang pernah bekerja bersama Rio. ”Mereka semua bilang, Rio itu quick driver. Hanya, mungkin kurang jam terbang sehingga masih butuh lebih konsisten. Tapi, pada dasarnya, pembalap Asia punya masalah yang sama, kurang pengalaman,” paparnya.
Tsugawa menambahkan, Rio punya nilai tambah lain: Tampangnya ”menjual”. Dan itu juga akan berdampak di Jepang. ”Dia akan punya banyak penggemar di Jepang. Karena dia good-looking,” ujarnya, lantas tersenyum.
Tidak banyak jurnalis Indonesia yang terakreditasi resmi di Melbourne. Hanya tiga dari Jawa Pos plus Arief Kurniawan dari Bola. Tak heran, segelintir wakil media Indonesia itu pun dibombardir pertanyaan dari rekan-rekan media lain dari berbagai negara.
Pertanyaan macam-macam. Misalnya: Keluarga Rio itu seperti apa, apakah keluarga pembalap juga? Untuk menjawab lebih baik, mereka diperkenalkan langsung kepada Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati, orang tua Rio yang selalu stand by serta terlihat deg-degan di kawasan hospitality Manor.Ada pula wartawan Jepang yang bertanya, apakah Rio pembalap muslim pertama di F1.
Kalau ditanya begitu, tentu harus benar-benar mengecek sejarah F1, yang dimulai lebih dari enam dekade lalu.Dan F1, seperti kebanyakan dunia modern, tidak meminta pesertanya menuliskan agama di data pribadi!Pembalap muslim di sekitar F1 memang pernah ada, seperti Fairuz Fauzy dari Malaysia, yang sempat menjadi test driver Spyker F1 dan Lotus Racing (Caterham).
Tapi, yang resmi ikut berlomba, Rio mungkin benar-benar yang pertama! (*)
Spoiler for Tambahan TS:
Apapun itu,apapun statement-statement negatif deras membanjiri media sosial ane tetep dukung rio. Do'a ane entah diterima atau engga oleh yang diatas selalu tulus buatmu rio. Jangan dengarkan perspektif negative baik dari luar ataupun warga indonesia sendiri. Kalaupun ada yang kamu pikirkan dari hujatan mereka konversikan itu menjadi motivasi,bukan batu sandungan.
Terus Berjuang Rio
Terus Berjuang Rio
sumur
jpnn.com
Pict
sumut.pojoksatu.id
kitabisa.com
Bola.com
Tribunnews.com
Bagaimanapun, nama Indonesia akan dibawa ke kancah dunia..
kalo ane si bangga, walopun jujur ane kurang suka ama F1, ane juga sebelumnya ga kenal siapa rio haryanto..
Tapi prestasinya gabisa dipandang sebelah mata, kita harus mengapresiasi prestasinya..
Ga banyak orang yang bisa seperti dia.
kalo ane si bangga, walopun jujur ane kurang suka ama F1, ane juga sebelumnya ga kenal siapa rio haryanto..
Tapi prestasinya gabisa dipandang sebelah mata, kita harus mengapresiasi prestasinya..
Ga banyak orang yang bisa seperti dia.
Quote:Original Posted By vannoux ►
Bagaimanapun, nama Indonesia akan dibawa ke kancah dunia..
kalo ane si bangga, walopun jujur ane kurang suka ama F1, ane juga sebelumnya ga kenal siapa rio haryanto..
Tapi prestasinya gabisa dipandang sebelah mata, kita harus mengapresiasi prestasinya..
Ga banyak orang yang bisa seperti dia.
Iya gann.. Ane sih terserah bagi yg g suka.
Bagaimanapun, nama Indonesia akan dibawa ke kancah dunia..
kalo ane si bangga, walopun jujur ane kurang suka ama F1, ane juga sebelumnya ga kenal siapa rio haryanto..
Tapi prestasinya gabisa dipandang sebelah mata, kita harus mengapresiasi prestasinya..
Ga banyak orang yang bisa seperti dia.
Iya gann.. Ane sih terserah bagi yg g suka.
kalo gue sih jelas bangga, ada pembalap indonesia dan satu2nya yang mewakili ASIA diajang F1.
ane terus terang kagum dg perjuangan Rio dalam meniti karier sampe ke F1 ditambah kepribadiannya yg kalem.
selamat berjuang Rio, Good Luck
ane terus terang kagum dg perjuangan Rio dalam meniti karier sampe ke F1 ditambah kepribadiannya yg kalem.
selamat berjuang Rio, Good Luck
bangga sama rio
edit : ngga nyangka nih thread jadi ht, padahal beritanya udah lewat
edit : ngga nyangka nih thread jadi ht, padahal beritanya udah lewat
Thx agan2 yg udah bantu sundul.. Ratenya dong biarg tenggelem
semoga karirnya makin melejit, mumpung msih muda
Nice share gan, haters mungkin bisa insaf setelah baca ini.
the winner will win kata pepatah orang luar sih
semoga ini berlaku bagi rio di f1
semoga ini berlaku bagi rio di f1
ane biasa aja
Dari dulu ane cuma bermimpi kapan yah Indonesia bisa masuk F1,eh sekarang beneran Indonesia masuk,rasanya masih gak percaya.Indonesia emang hebat
klo ane sih jelas bangga, di setiap olahraga kan dibalik nama pribadi juga ada nama negara di belakangnya .. itu yang bikin ane bangga. Rio adalah perwakilan dari Indonesia dan Asia untuk tahun ini..
buat yang ga suka biarin aja nyinyir ampe bloon toh sirik emang tanda tak mampu..
buat yang ga suka biarin aja nyinyir ampe bloon toh sirik emang tanda tak mampu..
Dukung dengan bijak. Jangan cuma puja2 ala karbitan alay2.
Contoh puja2 karbitan ala Indonesia : Irfan Bahdim (naturalisasi, ganteng, main bentar, bikin iklan, ilang), Joey Alexander (musik - Untung "diselametin" ke Amrik kalo ga jadi pianis acara Dasyat sama Inbox terus ngeluarin album pop KFC), Raisa (dulu Jazz skrg pasaran), Temper Trap (vokalis berdarah Indonesia, diaku2in dibangga2in padahal besar sebagai orang Australia), Obama ke Indonesia (bak selebritis apalagi begitu ngomong "bakso" sama "sate" semua kleper2)
Yang perlu juga diawasi, bagaimana sikap pemerintah mencermati hal seperti ini. Pemerintah Indonesia punya rapor buruk mempertahankan, mempersiapkan dan mengelola olahraga Indonesia. Jangan cuma seru2 sekarang, pikirin 10 taun mendatang mau dibawa kemana.
Contoh puja2 karbitan ala Indonesia : Irfan Bahdim (naturalisasi, ganteng, main bentar, bikin iklan, ilang), Joey Alexander (musik - Untung "diselametin" ke Amrik kalo ga jadi pianis acara Dasyat sama Inbox terus ngeluarin album pop KFC), Raisa (dulu Jazz skrg pasaran), Temper Trap (vokalis berdarah Indonesia, diaku2in dibangga2in padahal besar sebagai orang Australia), Obama ke Indonesia (bak selebritis apalagi begitu ngomong "bakso" sama "sate" semua kleper2)
Yang perlu juga diawasi, bagaimana sikap pemerintah mencermati hal seperti ini. Pemerintah Indonesia punya rapor buruk mempertahankan, mempersiapkan dan mengelola olahraga Indonesia. Jangan cuma seru2 sekarang, pikirin 10 taun mendatang mau dibawa kemana.
GO GO GO RIO!!!
Memang Rio tampangnya Jepang banget gak kek mak'nya sama bokap'nya, apakah memang anak adopsi ya ?
Salut sama rio mengharumkan nama indonesia
Sayang indonesia ngak paham nilai plus nya rio ikutng balap F1
En kagak bisa memamfaat kan peluang buat nambah devisa dari masuk nya rio di ajang F1
En kagak bisa memamfaat kan peluang buat nambah devisa dari masuk nya rio di ajang F1
tinggal MotoGP gan
tungguin , gue pasti masuk
tungguin , gue pasti masuk
Maju terus oom rio, jng dengerin gonggongan yg gk penting dan mereka cm bs gonggong gk lebih dr itu
di mata gw ... Rio tetap Pahlawan ... sama seperti Susi Susanti & Alan Budikusuma mendapatkan Emas saat Olimpiade 92 di Barcelona
Semoga Allah selalu bersama Rio & berprestasi di masa yang akan datang
Via: Kaskus.co.id
Semoga Allah selalu bersama Rio & berprestasi di masa yang akan datang
Demikianlah Artikel Sambutan Luar Biasa Dunia International Di GP Australia Kepada Rio Hariyanto. Kita???
Sekianlah artikel Sambutan Luar Biasa Dunia International Di GP Australia Kepada Rio Hariyanto. Kita??? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Sambutan Luar Biasa Dunia International Di GP Australia Kepada Rio Hariyanto. Kita??? dengan alamat link https://gakbosan.blogspot.com/2016/03/sambutan-luar-biasa-dunia-international.html
0 Response to "Sambutan Luar Biasa Dunia International Di GP Australia Kepada Rio Hariyanto. Kita???"
Post a Comment