Judul : Kisah Ironis dari Laut Mediterania, Saksi Kematian Bayi dan Anak-anak Pengungsi Suriah
link : Kisah Ironis dari Laut Mediterania, Saksi Kematian Bayi dan Anak-anak Pengungsi Suriah
Kisah Ironis dari Laut Mediterania, Saksi Kematian Bayi dan Anak-anak Pengungsi Suriah
Beberapa waktu lalu kisah tentang Aylan Kurdi seketika mengejutkan masyarakat dunia. Aylan adalah seorang bocah yang ditemukan tewas di pesisir laut Turki akibat tenggelamnya kapal pengakut ilegal pengungsi Suriah. Publik terhenyak melihat bencana kemanusiaan Pengungsi Suriah ternyata begitu menampar nurani dan empati. Puluhan ribu pengungsi Suriah terpaksa melarikan diri dari negaranya, mengarungi lautan Mediterania menuju tanah Eropa, hanya menggunakan perahu karet kecil sarat muatan. Terhempas ombak sedikit saja, besar kemungkinan perahu mereka terbalik dan tenggelam.
Seperti yang terjadi di pekan kedua September lalu, dilaporkan oleh laman National Geographic, tak kurang dari tiga puluh empat pengungsi, separuh diantara adalah bayi dan anak-anak harus meregang nyawa dalam dinginnya perairan Laut Mediterania, ketika kapal pengungsi yang mereka tumpangi tenggelam di dekat kepulauan Yunani. Insiden ini, menurut catatan media Eropa, adalah kasus kecelakaan perahu pengungsi Suriah yang paling banyak menelan korban sejak pertama kali krisis imigran menyeruak di Eropa.
Tak pelak lagi, kejadian tenggelamnya kapal
outline: none; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">pengungsi Suriah menjadi kisah ironis yang terekam dalam sejarah laut mediterania. Menjadi saksi kematian bayi dan anak-anak pengungsi Suriah. Laporan dari Natgeo melansir, ada empat bayi, enam anak perempuan usia balita, dan tiga gadis perempan yang meninggal tenggelam ketika kapal perahu mereka yang mengangkut ratusan pengungsi Suriah terbalik dan tenggelam di perairan sekitar pulau Farmakonisi, perairan Turki.
Namun, kisah perahu terbalik di Yunani itu hanyalah sebagian kecil dari rangkaian cerita ironis lainnya ketika puluhan ribu orang, sebagian besarnya merupakan pengungsi Suriah nekat mengarungi lautan dari Turki. Nekat karena mereka berada di perahu seadanya di bawah jaringan penyelundup manusia, dengan kondisi seadanya menghantam kerasnya laut Mediterania.
Perjalanan mereka sebetulnya singkat, tak seekstrem lautan yang harus diseberangi oleh pengungsi Rohingya di Asia Tenggara. Namun perjalanan pengungsi Suriah di laut Mediterania jelas sangat berbahaya. Mereka berlayar dengan menggunakan perahu-perahu kecil sarat muatan. Bahkan ada yang hanya menggunakan perahu karet sobek, kecil, dan rapuh.
Hingga hari ini, arus pengungsi korban konflik yang menyebrang nekat ke tanah Eropa sudah tak bisa lagi diabaikan. Setiap harinya, ada ribuan orang pengungsi, baik dari pengungsi Suriah maupun pengungsi korban konflik Afrika seperti konflik Libya dan Somalia yang harus meregang nyawa dalam perjalanan berbahaya menantang maut, melintasi lautan Mediterania. (CAL
http://www.satucerita.com/2016/05/kisah-ironis-dari-laut-mediterania.html
Demikianlah Artikel Kisah Ironis dari Laut Mediterania, Saksi Kematian Bayi dan Anak-anak Pengungsi Suriah
Sekianlah artikel Kisah Ironis dari Laut Mediterania, Saksi Kematian Bayi dan Anak-anak Pengungsi Suriah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kisah Ironis dari Laut Mediterania, Saksi Kematian Bayi dan Anak-anak Pengungsi Suriah dengan alamat link https://gakbosan.blogspot.com/2016/05/kisah-ironis-dari-laut-mediterania.html
0 Response to "Kisah Ironis dari Laut Mediterania, Saksi Kematian Bayi dan Anak-anak Pengungsi Suriah"
Post a Comment