Judul : Alasan Kenapa Tidak Boleh Menyiram Minyak Panas/Terbakar dengan Air
link : Alasan Kenapa Tidak Boleh Menyiram Minyak Panas/Terbakar dengan Air
Alasan Kenapa Tidak Boleh Menyiram Minyak Panas/Terbakar dengan Air
Ini Alasannya Kenapa Tidak Boleh Siram Minyak Panas/Terbakar Dengan Air13-03-2015 14:41 | stellar.sky UserID: 1308875 |
---|---|
Ada yang pernah mengalami kejadian ketika mau menggoreng sesuatu, lupa, wajannya ditinggal lama dan akhirnya minyaknya mendidih hingga terbakar? Yang belum pernah menemui kejadian seperti itu semoga jangan sampai mengalaminya. Tapi kalau suatu ketika agan menemui kejadian seperti itu, agan jangan sekali-kali memadamkan api di wajan dengan air. JANGAN PERNAH memadamkan wajan yang terbakar yang penuh dengan minyak sangat panas dengan air. Karena itu sangat berbahaya, yang ada api bahkan bisa bertambah besar. Dan justru berisiko menimbulkan kebakaran yang jauh lebih besar. Kenapa? Coba lihat video di bawah ini. Singkat kok, cuma 5 menit. Spoiler for Api: Penjalasan: Eksperimen di video tadi menunjukkan kalau minyak yang terbakar tadi justru akan menimbulkan fireball (bola api) saat terkena air. Padahal airnya sangat sedikit. Kalau agan memperhatikan, air yang hanya 1 mL akan berubah seketika menjadi uap dengan perbandingan 2000x lipat dengan uap yang dihasilkan. Pada eksperimen menggunakan 100 mL air, bisa agan hitung sendiri seberapa banyak kemungkinan volume uap yang dihasilkan. Kita tahu kalau massa jenis air lebih tinggi dibanding minyak, karena itu air akan selalu ada di bawah minyak. Saat minyak yang terbakar tadi diberi air, air tadi akan langsung turun ke bawah minyak, tapi seketika itu juga air akan langsung berubah manjadi uap karena panas yang tinggi. Ingat kalau titik didih minyak lebih tinggi dari air (titik didih minyak kelapa sawit sekitar 175 derajat celcius, beberapa minyak lain ada yang sampai 266 derajat celcius). Saat air masuk ke dalam minyak dan berubah menjadi uap, uap tersebut akan mengembang memenuhi ruang sekaligus juga mendorong minyak dan api tadi hingga menghasilkan bola api yang besar. Istilahnya steam explosion (ledakan uap air) yang dahulu cara dan prinsip ini dipakai pada mesin uap. Karena itu jangan pernah sekalipun memadamkan minyak yang berkobar dengan menyiramnya menggunakan air. Bahkan minyak yang panas biasa saja ketika menggoreng jika terkena percikan air, minyak panas yang di wajan akan banyak menciprat ke luar. Lalu bagaimana memadamkan minyak yang berkobar? Ada 4 langkah, yaitu: 1. Jangan panik dan matikan kompor 2. Ambil kain yang cukup tebal dan lebar lalu basahi dengan air (kain apapun dan jangan sampai airnya menetes2) 3. Tutup seluruh bagian atas wajan/panci dengan kain tadi 4. Tunggu beberapa saat hingga dirasa wajan/panci sudah mulai mendingin baru dibuka kainnya Cara tadi efektif karena memadamkan apinya dengan memutus salah satu sumber api, yaitu oksigen. Saat ditutup dengan kain basah, tidak ada udara yang masuk ke dalam panci/wajan karena "tersegel" oleh kain basah tersebut. Air berfungsi untuk menutup pori-pori kain sehingga tidak ada celah sama sekali di kainnya serta menyerap udara panas agar ketika kainnya dipegang lagi tidak terasa panas. Demonstrasinya bisa lihat video ini: Spoiler for Memadamkan api: Tambahan: Selain menggunakan kain basah bisa juga dengan pasir yang banyak. Dan menurut beberapa cerita kaskuser yang lain, ada juga yang memakai cara menambahkan minyak dingin (minyak yang belum dipakai) ke dalam minyak panas tadi. Menurut ane logis. Kenapa? Karena cara tadi juga untuk memutus salah satu dari komponen segitiga api. Yang belum tahu apa itu segitiga api, ini penjelasannya: Segitiga api adalah 3 komponen yang jika ketiganya berkumpul bersama maka akan mudah memicu timbulnya api. Komponennya adalah: Panas, Oksigen, dan Bahan Bakar (medium). Medium bisa beragam, seperti kayu, kain, minyak, bensin, kertas, dsb. Intinya bahan-bahan yang mudah terbakar. Namun jika salah satu di antara 3 komponen tadi tidak ada, maka api pun tidak akan terbentuk. Dan dengan menambahkan minyak dingin tadi maka akan mengurangi suhu tinggi di dalam wajan yang panas. Begitu juga dengan menambahkan pasir, tujuannya untk menyerap suhu panas di minyak. Memang reaksinya akan lebih lambat dibanding dengan ditutup kain basah. Kalau dengan memutus jalur oksigen hasilnya lebih cepat karena api yang besar juga butuh banyak oksigen untuk pembakarannya. Kembali lagi, bergantung situasi dan kondisi. Mana bahan yang paling mudah didapat. Begitu menurut ane. Beda bahan yang terbakar, beda pula penanganannya Karena banyak yang bertanya mulai dari kenapa Damkar menggunakan air, dan pertanyaan2 sejenis, ane akan mencoba menjelaskan alasannya. 1. Cara di atas khusus untuk memadamkan api yang berasal dari minyak, dan untuk skala kecil. Minyak atau bahan yang memiliki titik didih tinggi lain yang terbakar tidak dapat dilawan dengan air karena pasti akan menimbulkan steam explosion. Damkar menggunakan air karena mereka memadamkan bangunan yang terbuat dari kayu, asbes, dsb, yang saat terbakar tidak bersuhu sangat tinggi. 2. Kalau yang kebakaran adalah minyak/bensin di truk tanki misalkan, untuk skala besar mereka menggunakan bahan foam/busa khusus yang disemprotkan ke sumber api. Karena bahan Foam khusus tadi dapat melekat pada bahan berbasis hidrokarbon dan mengisolasinya dari udara luar. Ada pula yang menggunakan bahan dry chemical powder, bahan tersebut relatif paling aman untuk segala jenis api, sedangkan karbondioksida tidak diperuntukkan untuk api yang berasal dari bahan logam yang mudah terbakar seperti magnesium, sodium, dll. Terutama magnesium, karena justru karbondioksida tersebut akan bereaksi dengan logam tersebut dan memperbesar api. 3. Sebagian orang ada yang memiliki fire extinguisher (APAR/Alat Pemadam Api Ringan) kecil di rumah/kantornya. Namun perhatikan juga bahan yang dipakai di dalam APAR tersebut. Secara umum ada 5 macam bahan yang biasa dipakai dalam fire extinguisher, yaitu: Air bertekanan, Karbondioksida, Dry Chemical Powder, Foam, dan Gas Halon non-CFC. Air tidak bisa digunakan pada api yang terdapat pada minyak atau flammable liquid seperti bensin, Karbondioksida tidak dapat digunakan pada api yang terdapat pada magnesium/flammable metal, Foam tidak dapat digunakan pada api yang bersumber dari gas/elpiji (karena akan tersembur) dan peralatan listrik (karena bersifat konduktif dapat menimbulkan korsleting arus atau membahayakan pengguna), Dry Chemical Powder ada yang bersifat korosif jadi harus hati-hati pada penggunaan dekat elektronik/benda logam. Karbondioksida pun harus hati-hati dalam penggunaannya karena dia menyembur kencang, namum aman bagi peralatan elektronik. Gas Halon non-CFC dapat digunakan untuk segala jenis kebakaran namun efektif hanya untuk di dalam ruangan. Beberapa pengalaman kaskuser lain. Semoga bisa jadi pelajaran untuk kita semua. Spoiler for Pengalaman Kaskuser: Sekian informasi yang bisa ane sampaikan. Maaf kalau memang repost. Kalau dirasa bermanfaat silahkan di-share, diberi rate dan komentar agar thread-nya tidak tenggelam. Sumber: Pengalaman, Wikipedia & Youtube | |
Source: http://www.kaskus.co.id/thread/550294b2582b2ecd748b4574/ini-alasannya-kenapa-tidak-boleh-siram-minyak-panas-terbakar-dengan-air | Category: Best Article |
Demikianlah Artikel Alasan Kenapa Tidak Boleh Menyiram Minyak Panas/Terbakar dengan Air
Sekianlah artikel Alasan Kenapa Tidak Boleh Menyiram Minyak Panas/Terbakar dengan Air kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Alasan Kenapa Tidak Boleh Menyiram Minyak Panas/Terbakar dengan Air dengan alamat link https://gakbosan.blogspot.com/2015/05/alasan-kenapa-tidak-boleh-menyiram.html
0 Response to "Alasan Kenapa Tidak Boleh Menyiram Minyak Panas/Terbakar dengan Air"
Post a Comment